Sabtu, 05 September 2015

Bedanya kerja di Offshore dan di Onshore (land) rig

Bedanya kerja di Offshore dan di Onshore (land) rig | Saya di sini tidak bermaksud menjelaskan detail seperti apa rig itu, dan bagaimana sistem kerjanya. Kecuali menjelaskan fungsinya sebagai sistem alat untuk melakukan pengeboran sumur minyak atau gas. Mungkin di lain topik saya akan menulisnya, pada saat saya sedang serius dan persiapannya matang jadi tidak menyesatkan. Di sini saya hanya mau menceritakan perbedaan pengalaman ketika bekerja di kedua jenis rig ini. ( Kepada Ggus Syuhada ) Thanks Infonya...



1. Offshore rig

Dari namanya, rig ini berada di lepas pantai. Jadi letak rig ini adalah di tengah laut. Karena di laut, ada dua cara menujunya yaitu menggunakan helikopter atau kapal. Kapal yang digunakan adalahfast boat yang memang hanya untuk mengangkut penumpang, berukuran kecil dan cepat, atau supply boat yang digunakan mengangkut peralatan, solar, air dan pasokan kebutuhan lainnya untuk rig. Supply boat membutuhkan waktu yang jauuuuh lebih lama menuju rig, bisa 4 hingga 5 kali dari waktu yang dibutuhkan oleh fast boat. Hal ini dikarenakan ukurannya yang lebih besar dan berat. Dari kedua jenis kapal tersebut saya memilih fast boat pada saat laut tenang dan supply boat pada saat laut agak bergelora karena dengan ukurannya yang besar dan berat, goyangan di kapal tidak terlalu terasa. Ya, tentu saja karena saya adalah makhluk darat dan terbiasa menapak tanah yang diam dan akan mabok jika digoyang-goyang berjam-jam di laut. Tips yang saya tahu untuk mengurangi mabok laut adalah usahakan perut terisi penuh dan cukup selama perjalanan, satu jam sebelum keberangkatan. Satu lagi, dalam kondisi mabok jangan minum yang manis karena hanya menambah pusing dan mual. Hal ini saya dapat dari seorang pelaut pada saat saya berusaha mengurangi mual dengan minum teh manis hangat. Sedangkan perjalanan dengan helikopter cukup menyenangkan untuk transportasi menuju rig karena sangat cepat dan keindahan yang ada di laut bisa saya lihat dari atas seperti naik cable car di Taman Mini, hanya saja di dalam helikopter kita tidak bisa bercakap-cakap karena suara dari baling-balingnya sangat bising.

Pada saat berada di rig offshore, kegiatan yang dilakukan sangat-sangat rutin. Karena memang tidak banyak pilihan yang bisa dilakukan. Kira-kira begini gambarannya, selesai bekerja 12 jam, saya akan mandi, terus makan di mess hall atau galley. Selesai makan yang enak (biasanya lebih enak daripada rig darat) saya ke recreation room untuk melihat tivi bisa berita atau saluran musik, kalau berada di sekitaran timur tengah, cenderung india atau melodi arab. Jika nasib baik ada rig-rig yang menyediakan kursi pijat seperti osim yang banyak dijumpai di mall-mall. Setelah sekitar setengah sampai satu jam saya akan kembali ke kamar untuk baca buku atau nonton film sebelum tidur. Jika terdapat jaringan internet, saya akan buka-buka beberapa situs favorit seperti facebook, gmail dan skype atau yahoo messenger untuk bertukar kabar dengan keluarga atau istri. Setelah itu tidur hingga satu jam sebelum masuk shift kerja. Di rig offshore sangat umum dilengkapi dengan ruangan gym. Berhubung saya bukan pemilik kartu celebrity fitness atau yang sejenis jadi ruangan gym bukanlah tempat favorit saya.

Di atas saya sempat menulis kegiatan di rig offshore adalah rutin ya? Sebenarnya bisa saja menggunakan kata lain yaitu membosankan. Meski begitu, kelebihannya adalah rig offshore cenderung bersih, fasilitas cukup lengkap dan terawat, makanannya enak dan galey buka 24 jam sehingga kita bisa buat teh atau kopi, ambil kue atau buah jika merasa lapar di luar jam makan, dan peralatan penunjang pekerjaan tersedia lengkap dan siap sedia seperti misalnya crane atau tukang las.
2. Onshore/Land rig

Rig darat bisa dijangkau lebih mudah dibandingkan rig offshore. Lokasinya bisa di tengah hutan, di puncak gunung, tengah gurun, atau hanya di pinggir jalan sebuah kota atau desa. Jika lokasinya di area yang belum pernah dilalui orang, kendaraan yang digunakan biasanya mobil dengan penggerak 4 roda (4×4). Hal ini disebabkan akses yang dibuat sementara biasanya hanya berupa jalan tanah yang dikeraskan dan akan berubah menjadi jalan berlumpur di waktu hujan. Untuk itu mobil 4×4 sangat membantu untuk bisa melewatinya.

Aktivitas yang dilakukan cukup bervariasi, terlebih jika lokasi rig berada di dekat sebuah kota. Seringkali jika status pekerjaan sedang standby, kita bisa pergi jalan-jalan ke kota untuk sekedar berganti menu makanan yang itu-itu saja. Fasilitas yang ada tak selengkap rig offshore, seperti tidak adanya recreation room, fasilitas internet tidak tersedia, dan ruang gym isinya cuma barbel dan bangku panjang. Akomodasi kurang bersih, laundry kadang terlambat dan sering hilang terutama kaos kaki, makanannya membosankan dan kurang enak. Dari sisi pekerjaan, crane dan forklift operator susah dicari sehingga bisa menunda pekerjaan beberapa saat. Meskipun dari banyaknya kekurangan tersebut rig darat tetap memungkinkan saya bisa melihat pohon, menginjak tanah walaupun kadang becek dan berlumpur ketika hujan, bisa melihat orang lain selain pekerja rig, dan jika beruntung melihat gadis desa atau kota yang kebetulan lewat meskipun hal ini sangat jarang. Hal ini menyebabkan saya tidak terlalu bosan, karena bisa saja banyak hal baru terjadi setiap harinya.
Dari kedua jenis rig tersebut, manakah yang lebih saya suka sekarang ini? Tentu saja rig darat, karena kebosanan itu mematikan menurut saya.
Duhok, Iraq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar