Senin, 30 Desember 2013

Apa Sih Prosudur Keadaan Darurat

Apa Sih PROSEDUR KEADAAN DARURAT Itu - Kecelakaan kapal dapat terjadi pada waktu kapal melaksanakan pelayaran, sedang berlabuh jangkar, pada waktu dikepil dibuoy, pada waktu sandar dipelabuhan atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat,meskipun sudah diupayakan cara penanggulangannya dan pencegahannya.Suatu keadaan darurat biasanya terjadi sebagai akibat tidak bekerja normalnya suatu sistem secara prosedural ataupun karena gangguan alam.





1.             Prosedur :

Adalah suatu tata cara atau pedoman kerja yang harus diikuti dalam melaksanakan suatu kegiatan agar mendapat hasil yang baik.

2.             Keadaan Darurat :

Adalah keadaan yang lain dari keadaan normal yang mempunyai kecenderungan atau potensi tingkat yang membahayakan baik bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan.

3.             Prosedur Keadaan Darurat :

Adalah tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin besar.

4.             Jenis jenis Prosedur Keadaan Darurat :

a.             Prosedur intern (lokal)

Ini merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing-masing bagian/ departemen, dengan pengertian keadaan darurat yang terjadi masih dapat di atasi oleh bagian-bagian yang bersangkutan, tanpa melibatkan kapal-kapal atau usaha pelabuhan setempat.

b.             Prosedur umum (utama)



Merupakan pedoman perusahaan secara menyeluruh dan telah menyangkut keadaan darurat yang cukup besar atau paling tidak dapat membahayakan kapal-kapal lain atau dermaga/terminal.

Prosudur Berlabuh Jangkar

Prosudur berlabuh jangkar - di setiap berlabuh dan di tempat yang beda maka beda juga cara kita berlabuh jangkar,disini yang di bedakan adalah kedalaman dan arus serta faktor cuaca yang ada di sekitar kapal.Sebelum berlabuh, pilih posisi labuh dengan mempertimbangkan dasar laut, bahaya di sekitarnya, keadaan cuaca, laut  dan pasang surut, kedalaman air dan kemudahan berolah gerak.

1. Mendekati posisi labuh dengan kecepatan kurang cukup untuk keselamatan. Selalu melintang arus, pasang surut atau angin
2. Satu jam sebelum operasi labuh, jangkar disiapkan. Mesin jangkar harus dihidupkan dan dicek
3. Sebaiknya rantai jangkar diaria beberapa panjang sebelum dilego
4. Jika kedalaman air lebih dari 25 meter, selalu labuhkan kapal menggunakan tenaga mesin jangkar. Jangan menurunkan jangkar dengan gaya beratnya
5. Pastikan komunikasi sebelum perintah lego jangkar diberikan
6. Pada waktu kapal ‘dibawa’ beberapa segel, pastikan tekanan lengan hidup dan rem makan.
7. Penting untuk menempatkan jangkar yang tidak digunakan untuk siap lego pada waktu kapal sedang ‘dibawa’
8. Jangan menyentak rantai jangkar menggunakan rem. Rem hanya digunakan selayak untuk mencek rantai


Prosedur Hibob Jangkar
Pada waktu menghibib jangkar prosedur berikut harus diikuti :
.
1. Regu jangkar disiapkan dalam waktu yang cukup
2. Pemanasan yang cukup untuk mesin jangkar, khususnya mesin uap
3. Regu jangkar berpakaian kerja lengkap sebelum menuju stasiun jangkar
4. Kamar mesin harus diberitahu dalam waktu yang cukup
5. Pada waktu di stasiun jangkar, gunakan gear, hidupkan pencuci jangkar dan siap untuk menerima perintah dari anjungan navigasi
6. Pada waktu menerima perintah untuk hibob jangkar, hibob jangkar perlahan-lahan beberapa menit sebelum memberikan tenaga penuh, laporkan tiap segel yang telah masuk
7. Gunakan tenaga mesin untuk mengurangi tegangan pada rantai
8. Pada waktu jangkar terhibib, anjungan harus diberitahu. Secara prinsip jangkar mengapung maksudnya adalah jangkar telah lepas dari dasar lauat tetapi tidak cukup aman bagi kapal untuk maju atau mundur menjauh sampai jangkar terlihat
9. Jangkar harus dimasukan, rem dipasang dan gear dilepas serta pembilasan dihentikan. Nakhoda harus memutuskan kapan jangkar harus diikat


Bekerja Di Tempat Yang Tinggi
Kewaspadaan Umum :

1. Pekerjaan tersebut harus diawasi oleh perwira
2. Gunakan seluruh alat pelengkap untuk mengangkat, menurunkan dan tali keselamatan harus diperiksa oleh Perwira sebelum digunakan
3. Harus menggunakan perlengkapan keselamatan seperti sabuk pengaman, sarung tangan kulit, dsb
4. Perwira jaga harus diberitahu adanya personil yang sedang bekerja di tempat yang tinggi
5. Jika cuaca kemudian tidak menguntungkan, pekerjaan tersebut harus dihentikan
6. Harus selalu ada seseorang yang siaga waktu pekerjaan di tempat yang tinggi sedang dilakukan

Operasi Ballast dan Bilga

U m u m
1. Operasi pengisian dan pengosongan balast berlangsung bersamaan dengan operasi muatan
2. Operasi pengisian dan pengosongan balast/deck atau ruang pompa, pemompaan bilga harus diawasi oleh perwira yang bertanggung jawab

Persyaratan Operasional
1. Jangan pernah meluberkan tangki ballast
2. Buku dugaan harus diisi setiap hari dan diperiksa oleh Mualim I
3. Bilga harus selalu kering dan di pelabuhan dilarang memompa air berminyak ke laut
4. Secara fisik periksa semua peranginan udara dan harus dalam keadaan terbuka selama operasi pengisian dan pengosongan ballast
5. Di sungai berlumpur, selalu memballast dari pipa hisap yang tinggi. Seluruh saringan/strainer harus dibersihkan setelah pengisian ballast di sungai berlumpur
6. Pengisian ballast di beberapa perairan terkadang berbahaya karena adanya benda mengapung yang mungkin terhisap
7. Selama pengisian dan pengosongan ballast agar dilakukan pendugaan tangki secara berkala


Catatan

No.
Catatan
Diselenggarakan oleh
Keterangan
1.
Buku Dugaan Bilga/Ballast
Mualim I

2.
Pemindahan antar kapal
Mualim I

3.
Lap/Peringatan Nav/Cuaca
Mualim II
Mualim I menerima laporan